"Bersedekhlah, Kepada orang sakit !"
Hiruk-pikuk
aktivitas kampus masih terasa. Setiap
mahasiswa asyik bergelut dengan kegiatan mereka. Tidak berbeda dengan kami,
ynag masih menunggu kehadiran salah seorang dosen pengampu mata kuliah
writing,Editing and Reporting. Kondisi
ruangan semakin gaduh, kursi berserakan,
para mahassiswa keluar-masuk dari ruangannya, begitu pula dengan saya yang
asyik menggunakan gadget sebagai penawar kebosanan. Naun dari kejauhan tampak
seorang lelaki yang bertubuh sedang, tidak tinggi dan tidak pendek pula.
Rambutnya pekat, dan selalu menebar senyuman. Ia terus berjalan kearah ruangan
kami. Sembari memasuki ruangan, lelaki itu pun langsung merambah kursi dan
meletakkan absen diatas meja persegi empat itu. Melihat kedatangannya para
mahasiswa langsung merapikan kondisi ruangan bak kapal pecah tersebut.
“baiklah,
hari ini kita final ya !” sepenggal kata pembuka lelaki itu sebagai dosen
pengampu mata kuliah writing, editing and reporting.
Mendengar
ungkapan misteri tersebut, membuat beberapa mahasiswa di ruangan yang berukuran
sedang , dengan kapasitas yang sederhana itu tiba-tiba tersendak kaku. Mereka
terus memainkan akalnya untuk merangkai
beberapa alasan logis. Namun, sang dosen berusaha untuk tetap menenangkan
kondisi mahasiswanya.
“Hari
ini kita Final, tapi sekarang saya akan bawa beberapa narasumber untuk kalian
wawancara di depan. Bertanyalah seperti layaknya seorang wartawan. Jangan
seperti berdiskusi ya. Dan tugas hari ini menjadi tugas finalnya” ujar lelaki
murah senyum itu menenagkan mahasiswanya sambil menyisipkan beberapa wejangan.
“uhhhhhhhhh
!” tangkas mahasiswa serentak.
Kini,
waktu teus berdetik. Kondisi ruangan semakin tegang. Sembari mennunggu
kehadiran seorang narasumber yang akan kami wawancarai. Berbagai persiapan
telah saya lakoni. Seperti halnya catatan, alat tulis, pertanyaan dan lain
sebagainya. Menunggu dan terus menunggu. Waktu telah menunjukkan pukul 10.05
WIB. Hari semakin siang.namun tidak pula menyurutkan semangat 45 para
mahasiswa. Ditengah situasi tegang itu, tampak seorang laki-laki bertubuh tinggi,
berkulit putih dan berbaju koko dengan celana hitam memasuki ruangan persegi
empat tersebut. Sambil meneteng kresek merah yang diisi dengan beberapa botol
minuman segar didalamnya. Ya, lelaki itu adalah orang yang kami tunggu. Tidak
mengulur waktu lagi, lelaki bermata sipit itu langsung membuka pertemuan di
hadapan para mahasiswa.
“Assalamualaikum,
saya Zacky. Tinggal di Banda Aceh, Kelahiran tahun 1990.” Ungkapnya membuka
pertemuan.
Beberapa
pengalaman dan profil dirinya pun terus diungkapkan. 15 menit diawal pertemuan pun menjadi menit
menarik untuk dikulik beberapa pertanyaan dan informasi dari Jecky yang kini
telah berubah menjadi Zacky.
Zacky (26) adalah salah seorang
pengusaha minuman segar di Aceh. Bukan hanya itu, ternyata Zacky juga
melebarkan sayap usahanya pada bidang sambal dan snack pula. Lelaki keturunan cina itu,membangun usahanya dengan niat dan tujuan yang sangat mulia.
Membantu para masyarakat yang menderita DBD (Demam Berdarah Dengue) pada tahun
2008 silam menjadi tonggak utamanya membangun usaha tersebut.
“saya
mendirikan usaha Nozy Juice ini pada tahun 2008, awalnya saya melihat dan
membaca beberapa surat kabar yang banyak memberitakan tentang DBD, kemudian
saya pun mencoba mencari solusi. Akhirnya saya mencoba membangun usaha minuman
segar dengan produk unggulan jambu biji yang menjadi obat untuk penderita DBD”
ungkap pria berkacamata hitam tersebut kepada kami.
Akan
tetapi ternyata usaha yang dibangunnya 8 tahun silam tersebut tidak serta-merta
melambung seperti sekarang ini. Banyak sindiran dan nyinyiran yang ia terima.
Namun hal tersebut tidak juga membuat lelaki kelahiran tahun 1990 putus asa.
“dulunya
produk kami ini pernah dibuang ketempat sampah di depan mata kami, namun saya
tetap sabar dan berkata kepada istri saya, sabar. Ini adalah guru pelajaran
untuk kita agar maju.”ujarnya.
Pada
tahun 2010 Jecky Resmi berganti nama menjadi Zacky. Lelaki bermata sipit itu
dulunya beragama Budha, kini telah menjadi seorang muallaf. Dan kini berhasil
memajukan usaha minuman segarnya tanpa bahan pengawet. Banyak pengalaman ynag
telah dipelajarinya. Sehingga menguatkan setiap sisi kehidupan dan usahanya.
“saya
masuk islam tahun 2010. Di masjid Raya Baiturrahman. Hal itu saya lakukan bukan
karena paksaan, namun karena keinginan saya sendiri, berawal dari kakak angkat saya yang sering
bercerita tentang Rasullullah SAW. Dan saya sangat mengangumi islam dari segi
pembinaan Keluarga. Istri yang melayani suami. Hak-haknya dan lain sebagainya.
Saya sangat kagum dengan Hukum Islam tersebut” Tangkasnya bercerita tentang
keislaman dirinya.
Kini,
berbagai Upaya terus dilakukannya untuk menopang dan memajukan Usaha Nozy Juice
tersebut. Tetap menjaga Cita rasa dan tidak memakai Pengawet adalah andalan
dari Produk minuman segar milik Zacky. Dan Lelaki itu pun tetap bersikukuh
untuk menolong masyarakat yang sakit dengan memberikan Bonus Minuman segar
kepada pelanggannya yang menderita sakit.
“karena
tujuan utama saya dari usaha ini adalah membantu orang yang sakit, jadi saya
selalu memberikan kelebihan bonus untuk pelanggan yang membeli Nozy juice
karena sedang menderita sakit. Sedekahlah Kepada orang yang sakit” Ujarnya
sambil tersenyum dihadapan kami.